Kamis, 16 September 2010

Ciptakan Pembelajaran Menginspirasi, Republika, 10 Juni 2009


oleh : Ajeng Kania, Guru SD Negeri Cibiru 5 Kota Bandung

Seorang guru profesional, guru wajib memotivasi dan menjaga semangat belajar siswa. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru dapat menyisipkan pembelajaran inspiring berupa pengalaman, ilustrasi dan cerita yang menggugah sehingga bisa menjadi pemantik bagi siswa dalam menyalakan bakat terpendamnya.

Kita sering mendapati siswa mengeluh karena kesulitan dalam mengikuti suatu pelajaran atau tidak menyenangi kegiatan belajar. Mereka menganggap belajar suatu beban. Di sisi lain, mereka mengganggap belajar di sekolah sebagai rutinitas semata. Akibatnya situasi dan kondisi kelas sehari-hari menjenuhkan (monoton), sementara bagi siswa hari-hari terasa hampa karena dalam belajar tidak ada target dan tujuan.

Gejala kegelisahan ini dicermati pada siswa kelas 6, 9 atau 12. Bagi siswa di kelas tersebut, mereka tidak saja berhadapan dengan lulus atau tidak, tetapi dihadapkan dengan pilihan jenjang studi berikutnya. Pilihan jenjang studi ini erat kaitannya dengan minat, potensi dan talenta mereka. Artinya, jika mereka memilih jenjang sekolah sesuai dengan minat dan nuraninya, maka kegiatan belajar selanjutnya akan dijalani dengan suasana menyenangkan. Sementara bagi yang salah jurusan, akan berubah bagai “penjara” yang menyiksa.

Namun hal ini tidak akan terjadi bila siswa telah memiliki arah dan tujuan sejak belia. Untuk menyalakan talenta dan potensi mereka, diperlukan suatu pembelajaran yang menginspirasi. Ini bisa dilakukan dengan pembelajaran ini dilakukan di dalam atau di luar kelas. Guru dapat menyisipkannya dalam mata pelajaran apa pun. Dengan pembelajaran menggugah ini akan berdampak dalam memacu semangat belajar siswa. Pencitraan positif melalui figur, tokoh, atau kejadian yang dikisahkan dan dialami secara langsung dapat menjadi inspirasi luar biasa dalam menyalakan potensi talenta yang terpendam dalam diri siswa.

Tokoh Emil Salim, misalnya, saat duduk di bangku SD sangat terkesan oleh kisah gurunya mengenai kehebatan dan kekayaan dimiliki oleh sebuah hutan. Momen itu sangat membekas dan menjadi visi hidup sekaligus cita-citanya mengakrabi hutan dan lingkungan. Buah kerja kerasnya, mengantarkan dirinya sukses menjadi Menteri Lingkungan Hidup selama 15 tahun. Ia pun dikenal sebagai tokoh perintis lembaga pengelola lingkungan hidup di Indonesia (Guruku, Ed. April 2009).

Begitu pula, Presiden SBY, semasa kecil sangat terkesan tatkala diajak sang ayah mengunjungi Ksatrian AMN, Magelang tahun 1961. Kejadian telah memberi dorongan besar dirinya menjadi taruna Akabri yang kemudian sukses membawa kariernya menempati orang nomor satu di Republik ini.

Pembelajaran menginspirasi mampu membukakan mata hati dan menggugah siswa untuk memantapkan cita-citanya sebagai arah tujuan hidupnya kelak. Hal inilah akan menumbuhkan motivasi luar biasa sehingga memberi kekuatan dan energi untuk meraihnya. Motivasi menurut Abin Syamsudin (2000) merupakan suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu baik disadari maupun tidak. Motivasi itu dapat muncul baik dari diri individu maupun dari luar.

Dari kedua motivasi itu menurut Brown (2000) bahwa motivasi intrinsik (instrinsic motivation) lebih kuat daripada motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation). Dengan motivasi intrinsik yang kuat, secara sadar siswa akan berpikir dirinya perlu dan harus belajar untuk meraih prestasi terbaik dan cita-cita diinginkan. Tentu saja dengan ada atau tanpa adanya “iming-iming” berupa hadiah, nilai, pujian atau jenis hukuman.

Sesungguhnya manusia dianugrahi Allah SWT berupa potensi dan bakat dalam dirinya. Namun bakat itu ada yang mucul dan berkembang sehingga menjadi investasi berharga di masa depan, tetapi ada pula yang layu sebelum berkembang.

Proses pendidikan di sekolah, pada hakikatnya sebagai upaya merangsang nyala lampu-lampu kode genetik bakat dan talenta yang terpendam. Tugas gurulah untuk menyalakannya, di antaranya dengan memberikan pembelajaran menginspirasi. Kisah-kisah tokoh besar atau negarawan lahir dari kalangan rakyat jelata, ternyata bukan saja bisa mengubah nasib dirinya, tapi juga bangsanya. Begitu juga pengabdian dan prestasi masyarakat biasa yang mampu meraih kalpataru, upakarti, atau sejumlah prestasi di tengah keterbatasan merupakan cerita inspiring yang menarik dieksplorasi keteladanan dan semangat juangnya.

Tentunya, agar mampu menyajikan pembelajaran menginspirasi, guru harus banyak memiliki pengalaman, meneliti maupun aktif di kegiatan sekolah dan masyarakat sehingga membekali kemampuan dan keilmuan. Kekayaan pengalaman dan wawasan ini akan menjadikan guru laksana pelita tak pernah padam dan selalu menerangi siswanya. (**)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar